Proyek ACCESS Mendorong Upaya Konservasi Energi di Lingkungan Rumah Tangga
Selain membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di 23 desa terpencil di Indonesia dan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) di beberapa daerah di Timor-Leste, Proyek ACCESS juga mendorong agar masyarakat dapat menerapkan upaya-upaya konservasi energi. Hal itu sejalan dengan amanat Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2009 tentang Konservasi Energi Pasal 2 Ayat 1 yang menyatakan bahwa konservasi energi menjadi tanggung jawab pemerintah, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, pengusaha, dan juga masyarakat.
Masyarakat dapat menerapkan upaya konservasi energi mulai dari lingkungan terdekatnya, yaitu lingkungan rumah tangga. Konservasi energi tersebut bertujuan agar energi listrik dapat digunakan secara bijaksana sesuai dengan kebutuhan. Bagi rumah tangga yang menggunakan listrik dari PLTS, upaya konservasi energi menjadi sangat penting diterapkan setidaknya karena dua hal, yaitu: 1) produksi energi listrik dari PLTS sangat bergantung pada cuaca, dan 2) kuota penggunaan energi dalam periode waktu tertentu bersifat terbatas. Oleh karena itu, Proyek ACCESS mendorong agar masyarakat dapat terampil dalam mengimplementasikan upaya-upaya konservasi energi di lingkungan tempat tinggalnya.
Upaya-upaya Konservasi Energi di Lingkungan Rumah Tangga
Lantas, apa saja upaya-upaya konservasi energi yang dapat dilakukan di lingkungan rumah tangga? Secara garis besar, terdapat lima kelompok upaya konservasi energi yang dapat dilakukan di lingkungan rumah tangga, yaitu kelompok sistem pencahayaan, sistem pengkondisian udara, peralatan makanan dan minuman, gawai, serta kegiatan Mandi, Cuci, dan Kakus (MCK).
1. Sistem Pencahayaan
Suatu bangunan tidak luput dari sistem pencahayaan, baik itu di dalam maupun di luar ruangan. Oleh karena itu, upaya konservasi energi perlu dilakukan untuk sistem pencahayaan agar listrik yang digunakan benar-benar sesuai dengan kebutuhan. Konservasi energi untuk sistem pencahayaan di antaranya dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan sistem pencahayaan alami, mematikan lampu apabila pencahayaan dirasa cukup, mematikan lampu apabila sudah tidak digunakan, membersihkan lampu secara berkala, serta mengganti lampu pijar dengan lampu hemat energi, seperti neon atau Light-Emitting Diode (LED).
2. Sistem Pengkondisian Udara
Selain pencahayaan, suatu bangunan juga tidak luput dari sistem pengkondisian udara guna memberikan kenyamanan bagi penghuni di dalamnya. Konservasi energi untuk sistem pengkondisian udara dapat dilakukan dengan cara menggunakan sistem pengkondisian udara alami, mematikan Air Conditioner (AC) atau kipas angin apabila tidak digunakan, mengatur AC dan kipas angin sesuai dengan kebutuhan, menggunakan timer untuk mengatur pemakaian AC, menggunakan AC dan kipas angin yang hemat energi, menggunakan kapasitas AC yang sesuai dengan volume ruangan, menutup rapat ruangan yang ber-AC, serta membersihkan AC dan kipas angin secara berkala.
3. Peralatan Makanan dan Minuman
Tak terkecuali pada kegiatan makan dan minum, upaya konservasi energi juga dapat dilakukan selama kegiatan tersebut menggunakan energi listrik. Beberapa upaya konservasi energi yang dapat dilakukan di antaranya yaitu memastikan kulkas selalu tertutup rapat, tidak mengisi kulkas secara berlebihan, tidak terlalu sering membuka pintu kulkas, membersihkan kondensor kulkas secara teratur, menggunakan pemanas dispenser hanya saat akan dibutuhkan, mengoptimalkan penggunaan air dingin dari kulkas, mengatur suhu kulkas sesuai dengan kebutuhan, serta menggunakan oven secukupnya.
4. Gawai
Dapat kita amati bersama bahwa gawai sudah menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi sekelompok orang, seperti handphone, komputer, tablet, dan lain sebagainya. Gawai tersebut memerlukan energi listrik untuk pengoperasiannya sehingga upaya konservasi energi perlu dilakukan agar energi listrik tidak terbuang secara cuma-cuma. Beberapa upaya konservasi energi dalam penggunaan gawai dapat dilakukan seperti dengan cara mematikan layar monitor apabila sedang istirahat, menggunakan resolusi tampilan dan pencahayaan yang rendah, mencabut charger apabila tidak digunakan, dan mematikan televisi apabila tidak ditonton.
5. Kegiatan MCK
Pada kegiatan MCK, beberapa upaya konservasi energi juga dapat dilakukan untuk menghemat energi listrik, misalnya yaitu dengan cara mengurangi penggunaan pengering listrik, mengatur suhu setrika sesuai dengan kebutuhan, mengurangi intensitas menyetrika pakaian, memilih mesin cuci dengan kapasitas sesuai kebutuhan, menggunakan mesin cuci hanya pada saat cucian banyak, menggunakan sistem pompa air otomatis, serta menggunakan pompa air sesuai dengan ketinggian sumur dan keran.
***
Demikianlah upaya-upaya konservasi energi yang dapat dilakukan di lingkungan rumah tangga. Sesuai dengan amanat peraturan pemerintah, seluruh elemen masyarakat harus menerapkan upaya-upaya konservasi energi. Walaupun upaya konservasi energi tersebut dilakukan dalam skala yang kecil, yaitu hanya dalam skala rumah tangga, tetapi apabila seluruh rumah tangga menerapkan upaya yang sama maka dampak positif yang dihasilkan akan sangat besar. Mulai dari penurunan emisi karbon, penggunaan energi yang lebih hemat, pengeluaran biaya listrik yang lebih rendah, dan berbagai efek domino positif lainnya. Oleh karena itu, mari kita sama-sama menerapkan upaya konservasi energi mulai dari lingkungan terdekat kita, yaitu lingkungan rumah tangga.
Penulis: Dawam Faizul Amal