Memiliki kapasitas dan keterampilan untuk membantu

October 29, 2024

Marten selalu merasa terdorong untuk berkontribusi bagi desa asalnya, Lenggora Pantai. Desa itu merupakan komunitas pesisir kecil yang dilanda kemiskinan dan minimnya akses terhadap sumber daya modern. Namun, kesempatan untuk berubah pun datang.

Marten adalah warga lokal desa Lenggora Pantai yang terpilih untuk mengikuti program pelatihan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) off-grid, yang diselenggarakan atas inisiatif kolaboratif EBTKE, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dan ACCESS UNDP Indonesia. Kesempatan itu datang sekali seumur hidup dan Marten tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk mengembangkan diri dan komunitasnya. Ia mengikuti seluruh proses, mulai dari seleksi peserta hingga sertifikasi resmi oleh EBTKE, ESDM, pada tahun 2022.

November 2022 pun tiba, dan Marten kembali ke Lenggora Pantai dengan penuh semangat untuk menguji keterampilan barunya. Namun, pembangunan PLTS di desanya masih dalam tahap pengerjaan. Di masa penantian inilah Marten bertemu dengan Ferdy, staf lapangan Kementerian ESDM yang sedang berkunjung ke desa untuk meninjau penyaluran bantuan lampu dari Kementerian ESDM-PLN. Ferdy merupakan staf lapangan yang ditugaskan khusus oleh Kementerian ESDM untuk wilayah Indonesia Timur. Keduanya cocok dan saat menghabiskan waktu bersama, Ferdy menawarkan kesempatan unik kepada Marten.

Wilayah Indonesia Timur membutuhkan bantuan untuk membangun pembangkit listrik tenaga surya On-Grid milik perusahaan listrik negara PLN. Ferdy melihat potensi Marten dan menawarinya pekerjaan sebagai asisten dalam pembangunan dan pemasangan pembangkit listrik tersebut. Marten akan mengerjakan beberapa proyek, termasuk pemasangan panel surya 25 KWP di sebuah sekolah kejuruan senior di Ternate Maluku, 25 KWP di sebuah layanan transportasi di Kota Ambon, dan 50 KWP di sebuah rumah sakit umum di Sofifi, Maluku Utara.

Awalnya Marten merasa khawatir, pelatihannya adalah satu hal, tetapi pengalaman di lapangan adalah hal lain. Namun, hasrat dan tekadnya menang dan ia menerima tawaran tersebut. Itu adalah pengalaman yang menantang tetapi menyenangkan. Ia belajar banyak dan menemukan bahwa ia memiliki bakat nyata dalam bekerja dengan sistem ini.

“Awalnya itu merupakan tantangan,” kenang Marten. “Saya harus membiasakan diri dengan beberapa hal yang terdapat di desasehingga membuat pekerjaan itu tidak mudah. ​​Namun, saat pemasangan berlangsung, saya beradaptasi dan menemukan pijakan, mempelajari seluk-beluk pekerjaan dan mekanisme yang perlu diikuti. Itu merupakan kurva pembelajaran yang curam, tetapi saya bertekad untuk bangkit dan membuat perbedaan.”

Penugasan akan berakhir pada Januari 2023, tetapi komitmen Marten terhadap Lenggora Pantai tidak pernah goyah. Ia telah memberi tahu dan setuju dengan Ferdy bahwa begitu pembangkit listrik tenaga surya di desanya selesai, ia akan kembali mengoperasikan dan merawatnya. Marten sangat ingin memberi kembali kepada komunitasnya dan memastikan bahwa penduduk Lenggora Pantai memiliki akses ke energi terbarukan yang andal.

Saat Marten memandang ke arah laut, ia tidak dapat menahan perasaan bangga dan tujuan. Ia bersyukur atas kesempatan untuk tumbuh dan mengembangkan keterampilannya, tetapi yang terpenting, ia bersyukur dapat memberikan kontribusi bagi desa yang selama ini menjadi rumahnya.

“Saya berjanji kepada Pak Ferdy dan diri saya sendiri,” Marten menyatakan dengan tegas. “Begitu peralatan sudah siap dan pekerjaan di desa saya di Pantai Lenggora dimulai, saya akan berada di sana, memberikan keahlian saya, dan bekerja tanpa lelah untuk meningkatkan taraf hidup sesama warga desa. Itu adalah komitmen yang ingin saya tepati, apa pun yang terjadi. Keinginan untuk memberikan kontribusi dan memberikan dampak positif membara dalam diri saya, dan saya bertekad untuk mewujudkannya sampai akhir.” Ujar Marten, seraya menekankan bahwa ia ingin desanya menjadi lebih baik di masa mendatang.

© 2021 - ACCESS