Elektrifikasi memiliki peran penting dalam berbagai sektor kehidupan, mulai dari pendidikan, bisnis, infrastruktur, pertanian, komunikasi, kedokteran,…" />
The UNDP’s ACCESS local operators training | © ACCESS 2022.

Antara Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Ke-7 dan Proyek ACCESS UNDP

April 10, 2023

Elektrifikasi memiliki peran penting dalam berbagai sektor kehidupan, mulai dari pendidikan, bisnis, infrastruktur, pertanian, komunikasi, kedokteran, teknologi, dan sebagainya. Oleh karena itu, sistem energi yang baik mendukung perkembangan sebuah negara. Sayangnya, bahan bakar fosil yang telah menjadi sumber utama produksi listrik selama beberapa dekade menghasilkan jumlah emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang besar. Ini dapat menyebabkan perubahan iklim dan merugikan kesejahteraan manusia serta lingkungan. Oleh karena itu, transisi energi menuju pemanfaatan energi bersih perlu dilakukan segera.[1]

Melalui agenda 2030, ada 17 tujuan dan 169 target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang telah disepakati oleh semua negara untuk dicapai. Poin ke-7 SDGs, energi yang terjangkau dan bersih, bertujuan untuk memastikan akses energi yang terjangkau, handal, berkelanjutan, dan modern untuk semua. Proyek-proyek energi bersih yang besar sejalan dengan poin ke-7 SDGs sedang dilakukan di berbagai wilayah dan negara, termasuk Proyek Accelerating Clean Energy Access to Reduce Inequality (ACCESS) yang bertujuan mendukung komunitas miskin dan paling rentan agar memiliki akses yang adil dan berkelanjutan ke layanan penting untuk meningkatkan kehidupan mereka.

Proyek ACCESS diimplementasikan di 23 desa di 4 provinsi di Indonesia dan 25 desa di 3 munisipalitas di Timor-Leste dalam kerjasama antara Program Pembangunan PBB (UNDP) Indonesia, UNDP Timor-Leste, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia, dan Kementerian Administrasi Negara (KAN) Timor-Leste, yang didanai dari hibah sebesar USD 18.028.509 dari Badan Kerja Sama Internasional Korea (KOICA) Indonesia.

Proyek ACCESS di Indonesia akan mengatasi masalah energi dengan membangun pembangkit listrik tenaga surya bersama dengan kapasitas 23 hingga 89 kWp di setiap desa. Sistem pemantauan jarak jauh akan dipasang di setiap pembangkit listrik tenaga surya untuk memungkinkan pemantauan jarak jauh dan real-time, salah satunya bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk verifikasi pengurangan emisi GRK.

Proyek ACCESS juga akan memfasilitasi pertukaran standar teknis, keterampilan, dan pengalaman dari Indonesia ke Timor-Leste sebagai bagian dari Kerja Sama Triangular Selatan (South-South Triangular Cooperation - SSTC) untuk menyediakan listrik dan air bersih, khususnya untuk identifikasi sumber air, rekayasa, pengadaan, dan pemasangan pompa air tenaga surya PV dan lampu tenaga surya hemat energi di desa-desa yang ditargetkan di Timor-Leste, mengingat elektrifikasi pedesaan dan akses air bersih tetap menjadi tantangan dan prioritas pengembangan bagi negara tersebut.

Pada akhir proyek, Proyek ACCESS diharapkan dapat memberikan akses listrik bagi setidaknya 20.000 orang di Indonesia dan Timor-Leste serta akses air bagi 3.500 orang di Timor-Leste dari total instalasi sekitar 1,2 MWp pembangkit listrik tenaga surya bersama. Untuk menjaga keberlanjutan, Proyek ACCESS juga meningkatkan kapasitas teknis 80 operator lokal dan mendirikan lembaga layanan energi lokal. Semoga Proyek ACCESS berhasil mencapai targetnya yang akan berkontribusi pada pencapaian poin ke-7 SDGs di Indonesia dan Timor-Leste.

Penulis: Dawam Faizul Amal

Referensi:

  1. United Nations, “Why the SDGs Matter - United Nations Sustainable Development,” 2023. https://www.un.org/sustainabledevelopment/why-the-sdgs-matter/ (accessed Mar. 08, 2023).
© 2021 - ACCESS