UNDP Memperkenalkan Pendekatan Pusat Komunitas untuk Meningkatkan Pemanfaatan Energi Bersih
Mulai tanggal 7 Maret, operator lokal dari Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, dan Kalimantan Tengah akan bertemu di Jakarta untuk menutup kesenjangan kapabilitas melalui program pelatihan dan sertifikasi untuk pengelolaan pembangkit listrik bersama. PPSDM KEBTKE, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, akan menjadi tuan rumah pelatihan di pusat pelatihan mereka di Ciracas, Jakarta Timur.
Kegiatan ini berfungsi sebagai acara bagi operator lokal dari empat provinsi untuk memperkuat peran mereka dalam inisiatif energi bersih terbaru UNDP. Lima puluh orang dari provinsi-provinsi tersebut, termasuk 23 perempuan, akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam mengoperasikan dan merawat pembangkit listrik tenaga surya bersama (PLTS). Acara selama 14 hari ini adalah seri pelatihan pertama, mengikuti kegiatan rekrutmen dan seleksi operator di 23 desa yang telah menerima dukungan dari Proyek ACCESS sejak Oktober 2021.
Pada tahun 2021, UNDP meluncurkan inisiatif Accelerating Clean Energy Access to Reduce Inequality yang disebut ACCESS. Inisiatif ini bertujuan untuk mendukung masyarakat miskin dan paling rentan di Indonesia dan Timor-Leste agar memiliki akses yang adil dan berkelanjutan ke layanan esensial untuk meningkatkan kehidupan mereka. Di Indonesia, Proyek ini akan menyediakan 23 PLTS bersama dengan kapasitas terpasang total 1,2 MW, dioperasikan, dirawat, dan dikelola oleh masyarakat.
Program pelatihan dan sertifikasi bagi masyarakat lokal sebagai operator adalah salah satu kunci keberhasilan berkelanjutan proyek ini, kata Imas Agustina, Pejabat Teknis Bidang Pembangunan Kapasitas Proyek ACCESS. "Melalui program ini, kami ingin memastikan bahwa komunitas di 23 desa memiliki kapasitas yang diperlukan untuk mengelola pembangkit listrik sendiri." Kehadiran operator lokal sangat penting karena banyak pembangkit listrik bersama di negara ini hanya bertahan kurang dari dua tahun karena kurangnya operasi dan pemeliharaan yang tepat.
Para operator yang didukung oleh ACCESS akan menerima pelatihan tentang sistem dan komponen PLTS, proses pembangkitan listrik, operasi pembangkit listrik tenaga surya, pemeliharaan, dan pemecahan masalah.
Seleksi dan Rekrutmen Terbuka
Memastikan keberlanjutan proyek telah menjadi prioritas, bahkan mulai dari proses seleksi dan rekrutmen operator lokal. Proyek ACCESS memfasilitasi komunitas untuk melakukan proses rekrutmen yang adil, transparan, dan sukarela dengan menekankan kepemilikan infrastruktur oleh masyarakat dan peran serta dan tanggung jawab penting operator lokal.
Setiap desa membentuk komite Ad-hoc untuk memilih kandidat operator melalui skema rekrutmen terbuka. Sebanyak 127 orang (35% perempuan) dari 23 desa mendaftar secara sukarela; 115 orang (36% perempuan) lolos seleksi awal sebagai kandidat operator lokal (5 orang per desa), dan 46 operator (50% perempuan) terpilih untuk dilatih dan disertifikasi pada tahun 2022.
"Proses rekrutmen terbuka memberikan pemahaman kepada publik tentang pentingnya proses rekrutmen yang transparan dan objektif," kata Marselinus Tanggu, Kepala Desa Eka Pata di Nusa Tenggara Timur. Komunitas memiliki operator yang kompeten dan dapat dipercaya untuk menjalankan dan mengelola infrastruktur melalui proses ini.
Perempuan dan Energi Bersih
Proyek ini juga mempromosikan partisipasi perempuan dalam Proyek. Dua puluh tiga dari 46 operator adalah perempuan. "Terima kasih telah melibatkan kami - perempuan di komunitas - dalam proyek ACCESS. Ini adalah penghargaan besar bagi kami sebagai perempuan," kata Mariana M. Robaka, Kepala BUMDes Desa Eka Pata. Kesetaraan gender dan inklusi sosial menjadi fokus utama proyek dan disampaikan melalui berbagai kegiatan Proyek ACCESS. Mathilde Sari, Manajer Proyek Nasional, menekankan "urgensi" untuk mempercepat rencana ini, mengatakan, "keseimbangan gender adalah prioritas kami, dan itu lebih dari sekadar masalah angka."
"Ada bukti yang cukup menunjukkan bagaimana partisipasi perempuan meningkatkan pemanfaatan energi bersih," jelasnya.
Keempat puluh enam operator sekarang mempersiapkan perjalanan pertama mereka untuk memastikan desa mereka memiliki akses listrik yang memadai dan meningkatkan kehidupan masyarakat. "Rasanya baik memiliki PLTS. PLTS adalah impian saya, dan itu adalah impian semua warga desa. Dan sekarang, setelah sekian lama, doa kami terjawab," kata Wulan, seorang operator terpilih dari Desa Wangkolabu, Sulawesi Tenggara.
Penulis: Salman Nursiwan, Monitoring and Outreach ACCESS Project