BUMDES Pemantik Harapan di Wangkolabu
Desa Wangkolabu, Kecamatan Towea, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara adalah desa pesisir yang berada di Pulau Tobea Besar. Hidup dari laut dan tinggal di laut, inilah Desa Wangkolabu yang sangat gagah. Setiap hari desa ini diwarnai hiruk-pikuk dan semangat para pencari nafkah yang naik dan turun ke laut tanpa rasa takut.
Semangat optimisme itu pula yang nampak dari kehadiran BUMDES Desa Wangkolabu yang saat ini dipimpin Pak Jumir. Sebagaimana warga di Wangkolabu, pelaku usaha kepiting rajungan ini yakin bahwa kehadiran BUMDES akan mampu memberdayakan masyarakat dan para pelaku usaha di sana.
“Jika masyarakat percaya pada saya, maka kita harus sama-sama,’’ jelas Pak Jumir. Baginya BUMDES adalah milik seluruh warga, “bukan hanya pengurus BUMDES atau kepala desa, tapi BUMDES ini adalah milik seluruh warga Wangkolabu.” Desa Wangkolabu saat ini sedang merintis pengembangan BUMDES untuk menggerakkan ekonomi setempat. Dukungan masyarakat menurut Jumir merupakan syarat penting karena dengan adanya rasa memiliki pengurus Bumdes, aparat desa, pendamping desa dan masyarakat terhadap BUMDES, masalah yang timbul akan dapat dihadapi.
Dukungan terhadap Pak Jumir datang dari Pak Masling, Pj Kepala Desa Wangkolabu. “Desa siap menyertakan modal usaha untuk BUMDES” ujarnya. Kehadiran usaha sewa tenda dan kursi serta genset komunal selama ini menjadi harapan penggerak ekonomi BUMDES di Wangkolabu. Kehadiran Proyek ACCESS yang akan menghadirkan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) kian memperbesar harapan itu.
“Kita melihat ada potensi usaha lain yang nantinya bisa tumbuh (setelah PLTS berdiri)” Ia memasukkan usaha simpan pinjam dan pelayanan air bersih sebagai peluang baru untuk pengembangan bisnis BUMDES.
BUMDES di Desa Wangkolabu merupakan satu dari 47.000 BUMDES yang saat ini telah terbentuk di Indonesia. Pada awal pendiriannya di tahun 2014, jumlah BUMDes hanya sekitar 1.022 di seluruh Indonesia. Pada tahun 2017 jumlahnya naik signifikan menjadi 18.000 BUMDes sampai kini mencapai 47.000 unit. Direktur Jenderal Pengembangan Ekonomi Desa, PDT, dan Transmigrasi Harlina Sulistyorini mengatakan saat ini sudah ada 47.000 BUMDES di Indonesia, dan lebih dari 41.000 diantaranya telah terdaftar di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
Dari ribuan BUMDES yang ada itu, banyak di antaranya yang saat ini tidak beroperasi. Rudy Suryanto, Sekretaris Jenderal Forum Bumdes Indonesia menyatakan banyak BUMDES dibentuk asal jadi dan kemudian mangkrak karena desa tak memiliki konsep terkait roadmap BUMDes yang dibuat. Pendapat yang sama diutarakan Kepala Laboratorium Ilmu Pemerintahan UMY, Sakir Ridho Wijaya M.IP, “BUMDes yang menjalankan usaha ini belum semuanya mengetahui mau ngapain, karena mereka terpenting membentuk dulu. Pengelola bingung, dan akhirnya mangkrak. Ini yang sekarang kami dampingi, berusaha agar BUMDes berjalan, mengisi kekosongan di desa dan mensejahterakan masyarakat.”
Kelemahan manajerial merupakan salah satu temuan Proyek ACCESS dalam pengembangan BUMDES sebagai pengelola PLTS komunal yang diberikan kepada masyarakat. Karena itu, sebagai bagian penyiapan masyarakat untuk mengelola hibah pembangkit listrik tenaga surya komunal di 23 desa di Indonesia, proyek ini secara khusus memberikan dukungan tata kelola bagi BUMDES dan unit-unit pengelola listrik desa yang akan dibentuk.
Dukungan tersebut meliputi pendampingan dalam proses pendirian, mulai pembuatan roadmap dan rekruitmen pengelola, sampai identifikasi usaha dan pembuatan panduan dan SOP terkait pengelolaan dan pengembangan BUMDES. Melalui para patriot energi yang diterjunkan di desa-desa tersebut, masyarakat diajak untuk mengembangkan dan mengelola aset ekonomi mereka secara mandiri. Perlahan tapi pasti, fasilitasi para patriot energi ACCESS memantik harapan warga untuk mengembangkan perekonomian lokal di Wangkolabu.
Upaya ini diharapkan bisa membuat harapan pengurus dan warga desa seperti di Wangkolabu tidak sia-sia. Kehadiran ACCESS tidak hanya menyalakan listrik di Wangkolabu tetapi juga harapan akan perbaikan warganya.
----------
Ditulis oleh Sessario Bayu Mangkara (Community Development Ofiicer - Cakrabuana Konsultan) dan Ristifah (Patriot Energy ACCESS Program - Sulawesi Tenggara)