Indonesia Mengambil Langkah Penting untuk Memanfaatkan Potensi Energi Surya
Jika negaramu berada dekat dengan garis khatulistiwa, apa potensi energi tertinggi? Ya, energi surya. Karena negara kita terletak dekat dengan garis khatulistiwa, kita diberkati dengan energi surya yang melimpah. Namun, penggunaannya relatif rendah dibandingkan dengan sumber energi lain, seperti batu bara, bahkan dengan sumber energi terbarukan lainnya, termasuk panas bumi dan hidro.
Indonesia bertujuan untuk lebih memanfaatkan energi terbarukan, termasuk energi surya. Untuk mengatasi permintaan energi yang meningkat, pemerintah kita mengeluarkan Peraturan Menteri (Permen) Nomor 49 tahun 2018, sebagai dasar hukum bagi pengguna sistem PV atap, dan melalui Gerakan Nasional Satu Juta Atap Surya (GNSSA), oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), bekerja sama untuk mempromosikan penggunaan energi surya di Indonesia.
Hasilnya signifikan, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi dari ESDM, Dadan Kusdiana, mengumumkan, "pada Januari 2021, ada 3.152 pelanggan dengan total kapasitas terpasang sebesar 22.632 Mega Watt puncak (MWp)".
Instalasi terbesar dilakukan oleh PT Coca Cola di Cikarang, Jawa Barat, dengan kapasitas sebesar 7,2 MWp. Instalasi ini bahkan menjadi yang terbesar di kawasan Asia Tenggara. Selain itu, ada PLTS Atap Danone Aqua di Klaten (3 MWp), PLTS Atap Pabrik Refinery (3,36 MWp), PLTS Atap Sei Mangkei (2 MWp), PLTS Atap Kementerian ESDM (859 kWp), PLTS Atap Angkasa Pura II (241 kWp), dan PLTS Atap Pompa Bensin Pertamina (52 kWp). "Perhitungan ini tidak termasuk pelanggan rumah tangga yang trennya meningkat. Oleh karena itu, kami optimis dengan peluang ini untuk energi surya," kata Dadan.
PT PJB Masdar Solar Energi (PMSE) juga berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung Cirata di Jawa Barat, seperti yang dilaporkan oleh TheJakartaPost. PMSE adalah konsorsium antara PT Pembangkit Jawa-Bali Investasi (PJBI) dan perusahaan Uni Emirat Arab (UEA), Masdar.
"Proyek pembangkit tenaga surya terapung ini adalah yang pertama untuk Indonesia dan juga langkah signifikan dalam perjalanan energi terbarukan PJBI," kata Direktur Presiden PJBI, Amir Faisal. Pembangkit listrik tenaga surya sebesar 145 MW ini direncanakan akan beroperasi sepenuhnya pada November 2022.
Melalui koordinasi ESDM dengan Program Pembangunan PBB (UNDP), dengan dukungan dari Badan Kerjasama Internasional Korea (KOICA), kami mengembangkan proyek "Accelerating Clean Energy Access to Reduce Inequality (ACCESS)" untuk membangun pembangkit listrik tenaga surya dengan kapasitas sebesar 1,2 MWp pada akhir tahun 2023.
Dengan langkah-langkah ini, ini membantu pemerintah untuk memenuhi kesepakatan Paris COP 21 pada tanggal 12 Desember 2015; meningkatkan campuran energi terbarukan, meningkatkan rasio elektrifikasi menjadi 100%, dan mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan nomor 7.