Deskripsi Proyek
Tujuan dari proyek Accelerating Clean Energy Access to Reduce Inequality (ACCESS) adalah untuk memberikan akses yang adil dan berkelanjutan ke layanan dasar kepada kelompok masyarakat miskin dan paling rentan agar dapat meningkatkan kualitas kehidupan mereka. Proyek ACCESS akan dilaksanakan pada tahun 2020-2023 di 23 desa di 4 provinsi di Indonesia (Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara dan Kalimantan Tengah) dan 25 desa di 3 kotamadya Timor Leste (Kotamadya Dili Atauro, Bobonaro dan Manatuto). Proyek ACCESS ini didanai dari dana hibah Korea International Cooperation Agency (KOICA) sebesar USD 18.028.509, yang kemudian dialokasikan untuk Indonesia sebesar USD 15.028.509 dan Timor Leste sebesar USD 3 juta.
Untuk mencapai tujuan tersebut, ACCESS akan melaksanakan kegiatan yang akan menghasilkan output sebagai berikut:
Output 1: Pembangkit listrik berbasis energi terbarukan yang dibangun akan menyediakan akses listrik yang berkelanjutan bagi penduduk desa terpencil di Indonesia dengan kapasitas kelembagaan dan lokal.
Output 2: Di bawah SSTC antara Indonesia dan Timor Leste, pompa air tenaga solar-PV dan lampu tenaga surya hemat energi (LTSHE) dipasang di desa-desa terpencil di Timor Leste, menyediakan akses berkelanjutan ke air bersih dan sistem penerangan.
UNDP Indonesia adalah partner implementasi KOICA untuk proyek ACCESS. Di bawah pengawasan manajemen proyek yang menyeluruh oleh UNDP Indonesia, UNDP Timor Leste kemudian bertanggung jawab untuk menghasilkan Output 2 di bawah kegiatan Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular (Southern-Southern Triangular Cooperation, SSTC) dengan Indonesia dalam bentuk teknologi energi bersih dan sertifikasi teknis untuk operator lokal. Dalam pelaksanaannya, proyek ACCESS akan didukung oleh Project Management Unit (PMU) di Indonesia dan Timor Leste. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan KOICA Indonesia akan menjadi partner yang bertanggung jawab di Indonesia, sedangkan Kementerian Administrasi Negara (Ministry of State Administration, MSA) dan KOICA Timor-Leste akan bertanggung jawab di Timor Leste. Para rekanan ini adalah anggota dewan proyek yang diharapkan dapat mengarahkan dan memberikan arahan strategis kepada PMU.
Pada akhir proyek, dengan minimal 30% perempuan sebagai penerima manfaat langsung dan sesuai dengan perlindungan sosial-lingkungan, Proyek ACCESS diharapkan menghasilkan akses listrik untuk setidaknya 20.000 orang di Indonesia dan Timor Leste serta akses ke air bersih kepada 3.500 orang di Timor Leste dari total instalasi sekitar 1,2 Mega Watt pembangkit listrik tenaga solar-PV yang terdesentralisasi, meningkatkan kapasitas teknis 80 warga lokal dan meningkatkan keberlanjutan infrastruktur energi bersih yang dibangun di tingkat desa dengan mendirikan lembaga-lembaga layanan energi lokal.
Rincian Kegiatan
Kegiatan 1.1: Pembangunan infrastruktur energi berbasis energi terbarukan yang menyediakan akses listrik bagi rumah tangga di desa-desa sasaran di Indonesia yang dapat dipantau dari jarak jauh.
Kegiatan ini akan mencakup rekayasa, pengadaan dan pembangunan pembangkit listrik PV terpusat di lokasi yang ditargetkan di Indonesia, kepatuhan sosial-lingkungan dan pemasangan perangkat pemantauan jarak jauh:
- Pengembangan Studi Kelayakan Terperinci (Detailed Feasibility Study, DFS) untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga solar-PV di lokasi yang ditargetkan di Indonesia. Perspektif gender dipertimbangkan dalam penelitian ini.
- Penerbitan kontrak EPC (Engineering, Procurement & Construction) kepada perusahaan EPC terpilih.
- Penerbitan izin yang diperlukan untuk pembangunan infrastruktur ukuran kecil, termasuk izin lingkungan yang diperlukan.
- Pembangunan pembangkit listrik tenaga solar-PV, jalur distribusi, dan instalasi listrik rumah tangga sesuai dengan Detail Engineering Design (DED) yang disetujui di lokasi yang ditargetkan di Indonesia.
- Pemantauan konstruksi oleh insinyur terkait.
- Pelaksanaan dan penerbitan Surat Laik Operasi untuk pembangkit listrik yang dibangun.
- Memasang perangkat pemantauan jarak jauh untuk setiap pembangkit listrik.
Kegiatan 1.2: Peningkatan kapasitas lokal untuk pengoperasian dan pemeliharaan infrastruktur energi yang dibangun.
Kegiatan ini akan mencakup pelatihan dan sertifikasi operator pembangkit listrik tenaga surya oleh kontraktor EPC dengan pelatihan in-house dan oleh lembaga sertifikasi formal:
- Rekrutmen terbuka dan seleksi calon operator (perempuan mendapat kuota 50% untuk berpartisipasi).
- Pengembangan dan pelatihan in-house SOP untuk pengoperasian dan pemeliharaan oleh kontraktor EPC.
- Pelatihan lapangan di lokasi operasi PLTS lainnya sebagai bagian dari proses sertifikasi operator.
- Proses sertifikasi operator terpilih oleh lembaga sertifikasi formal.
Kegiatan 1.3: Pembentukan institusi lokal untuk meningkatkan keberlanjutan dan peningkatan penggunaan infrastruktur energi yang dibangun.
Kegiatan ini meliputi pembentukan kelembagaan lokal dan mengidentifikasi potensi nilai tambah ekonomi dari penyediaan listrik, yang dilaksanakan oleh fasilitator daerah:
- Musyawarah dengan masyarakat untuk mendapatkan persetujuan tentang proyek.
- Musyawarah dengan masyarakat tentang penetapan tarif listrik dan aturan operasional berdasarkan perkiraan biaya operasi dan pemeliharaan (O&M cost) yang diperlukan.
- Memfasilitasi pendirian Badan Usaha Listrik Desa (BUMDES Listrik Desa) dengan model bisnis yang layak.
- Kajian sosial ekonomi untuk mengidentifikasi potensi nilai tambah dari pemanfaatan listrik, termasuk analisis terpilah gender.
Kegiatan 1.4: Penyebaran hasil dan perencanaan untuk peningkatan proyek.
Kegiatan ini meliputi kegiatan sosialisasi hasil dan pengembangan proposal peningkatan proyek yang akan dilaksanakan oleh petugas monitoring dan komunikasi:
- Enam lokakarya tingkat nasional (di Jakarta dan Dili) dilakukan selama dan di akhir proyek.
- Pengembangan produk penyebaran hasil (video, infografis, ringkasan proyek, kemajuan proyek dan laporan akhir).
- Pengembangan proposal peningkatan proyek.
Kegiatan SSTC akan mencakup implementasi pembangunan pompa air tenaga surya, pemasangan sistem lampu tenaga surya hemat energi (LTSHE), pelatihan, sertifikasi, dan pembentukan kelembagaan lokal. Proyek ini akan mendukung pertukaran pengetahuan antara Indonesia dan Timor-Leste tentang spesifikasi teknis, pelatihan, dan sertifikasi operator lokal dengan memanfaatkan pengalaman dan fasilitas pelatihan Kementerian ESDM:
- Pelaksanaan Studi Kelayakan yang terdiri dari kajian teknis, sosial, ekonomi dan lingkungan.
- Pengadaan kontraktor EPC untuk penyedia pompa air tenaga surya dan LTSHE.
- Pembangunan pompa air tenaga surya dan pemasangan LTSHE sesuai dengan standar nasional sosial dan lingkungan.
- Konstruksi & instalasi serta pemantauan kinerja oleh insinyur terkait.
- Rekrutmen terbuka dan seleksi calon operator (partisipasi perempuan lebih dianjurkan).
- Pengembangan dan pelatihan in-house SOP untuk pengoperasian dan pemeliharaan oleh kontraktor pompa air tenaga surya dan LTSHE.
- Pelatihan lapangan dan sertifikasi operator yang memenuhi syarat oleh lembaga sertifikasi formal untuk pompa air tenaga soalr-PV dan LTSHE.
- Pembentukan Renewable Energy Service Cooperative (RESCO) dengan model bisnis yang layak untuk memastikan keberlanjutan hasil proyek.