-2.jpg)
Teknisi Siap Memasang Sumber Energi Terbarukan di Bagian Terpencil Indonesia dan Timor-Leste
Jakarta, 4 Nov. 2022 — Setidaknya 80 teknisi dari Indonesia dan Timor-Leste telah menyelesaikan pelatihan teknologi PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) oleh Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) dengan dukungan dari Badan Kerjasama Internasional Korea (KOICA), membuka jalan untuk lebih banyak pemasangan panel surya di bagian terpencil kedua negara tersebut.
Pemasangan panel surya dan sumber energi terbarukan lainnya sangat penting untuk mempercepat transisi kedua negara menuju peningkatan penggunaan sumber energi terbarukan, suatu strategi kunci dalam mengatasi krisis iklim. Batch terbaru terdiri dari 16 teknisi yang menyelesaikan program pelatihan dua minggu pada minggu ini. 30 persen dari total jumlah teknisi yang dilatih adalah perempuan.
Pelatihan ini dilakukan dalam kerangka proyek UNDP Accelerating Clean Energy Access to Reduce Inequality (ACCESS), bekerja sama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), melalui Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Bidang Ketenagalistrikan, Energi Terbarukan Baru, dan Konservasi Energi (PPSDM KEBTKE).
Jeong Yun Gil, Direktur Negara KOICA Indonesia, menyatakan bahwa teknisi bersertifikat diharapkan dapat memberikan dampak pada transisi energi terbarukan.
"Operator lokal yang bersertifikat berkontribusi tidak hanya pada keberlanjutan Proyek ACCESS dari segi komponen teknis, tetapi juga untuk mencapai tujuan bersama kami untuk menyampaikan kesetaraan, dan membantu mempercepat pembangunan masyarakat," ujarnya.
Peserta pelatihan mendapatkan pelatihan praktis dan teoritis sebagai bagian dari program ini.
Aretha Aprilia, Pemimpin Tim Unit Lingkungan UNDP, menyoroti kemitraan kuat di antara ketiga negara tersebut.
"Program pelatihan ini telah mempertemukan Indonesia dan Timor-Leste saat kedua negara bekerja menuju sumber energi terbarukan lebih banyak, bersama Korea Selatan. Program pelatihan ini akan memastikan bahwa komunitas paling rentan di kedua negara tersebut akan memiliki akses yang adil dan berkelanjutan ke layanan dasar, yang akan membantu meningkatkan kehidupan mereka," katanya.
Pelatihan ini juga menandai penguatan Kerjasama Selatan-Selatan dan Dua Sisi (SSTC) antara Indonesia, Timor-Leste, dan Korea Selatan melalui Proyek ACCESS.
Untuk menandai penyelesaian pelatihan, Pemerintah Indonesia juga menyerahkan seperangkat modul pelatihan kepada pemerintah Timor-Leste.
"Saya berharap program pelatihan yang kita selesaikan hari ini hanya awal dari peluang pelatihan lebih lanjut yang diimplementasikan di Timor-Leste dengan memanfaatkan set modul pelatihan ini untuk mempercepat," kata Dr. Dadan Kusdiana, Direktur Jenderal Energi Terbarukan Baru dan Konservasi Energi, ESDM.
Proyek ACCESS bertujuan untuk mendukung komunitas paling rentan agar memiliki akses yang adil dan berkelanjutan ke layanan dasar, termasuk energi terbarukan yang terjangkau. Proyek tiga tahun ini berlangsung di 23 desa di empat provinsi di Indonesia (Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, dan Kalimantan Tengah) dan 25 desa di tiga munisipalitas di Timor-Leste (Munisipalitas Dili (Atauro), Bobonaro, dan Manatuto).
Proyek ACCESS didanai melalui hibah sebesar USD 18.028.509 dari KOICA Indonesia, dengan alokasi USD 15.028.509 untuk Indonesia dan USD 3 juta untuk Timor-Leste.
KONTAK MEDIA
Spesialis Komunikasi UNDP, Tomi Soetjipto, suryo.tomi@undp.org
Manajer Proyek Nasional ACCESS UNDP, Mathilde Sari Gokmauli, mathilde.gokmauli@undp.org
Petugas Teknis ACCESS Bidang Pengembangan Kapasitas, Imas Agustina, imas.agustina@undp.org
Artikel ini diambil kembali dari
https://www.undp.org/indonesia/press-releases/technicians-ready-install-renewable-energy-sources-remote-parts-indonesia-and-timor-leste