UNDP dan KESDM Luluskan 48 Operator Lokal untuk PLTS Terpusat di Empat Provinsi
United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia dan Kementerian ESDM menutup pelatihan dan sertifikasi bagi 48 orang operator PLTS loka yang berasal dari desa 3T di Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, dan Kalimantan Tengah melalui proyek penyediaan energi bersih untuk masyarakat desa di Indonesia dan Timor-Leste. Proyek yang bernama ACCESS tersebut, merupakan kemitraan antara UNDP Indonesia dan Kementerian ESDM dengan dukungan hibah dari Korea International Cooperation Agency (KOICA).
Kegiatan pelatihan dan sertifikasi tersebut dilaksanakan Pusat Pengembangan Sumberdaya Manusia Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (PPSDM-KEBTKE) di kampus PPSDM di Ciracas Jakarta Timur. Kegiatan pelatihan yang diselenggarakan meliputi pelatihan dalam kelas, praktik lapangan, dan studi banding ke PLTS Pulau Tunda yang berada di Kabupaten Serang Provinsi Banten. PPSDM telah melaksanakan pelatihan dan sertifikasi dalam tiga angkatan, dan meluluskan 48 orang operator lokal, yang 22 di antaranya adalah perempuan.
Penutupan pelatihan dilakukan tanggal 14 Juni 2022 di Jakarta serta dihadiri Deputy Resident Representative UNDP Indonesia Nika Saeedi; Deputy-Director Korea International Cooperation Agency (KOICA) Indonesia Soyeon Ahn; dan Andriah Feby Misna, Direktur Aneka Energi dan Energi Terbarukan ESDM.
Menurut Andriah Feby Misna, Proyek ACCESS mendukung pencapaian target 23% penggunaan energi terbarukan dalam bauran energi Indonesia tahun 2025 serta target penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 29 di tahun 2030. “Kami menjadikan energi surya sebagai prioritas karena jumlahnya yang melimpah serta nilai keekonomiannya yang baik.”
Proyek ini juga menerjemahkan tujuan UNDP untuk menyediakan energi terbarukan untuk masyarakat yang hidup dalam kondisi rentan seperti pulau-pulau jauh dan terluar. Nika Saeedi, Deputy Resident Representative UNDP Indonesia mengatakan, “Proyek ini dengan cepat mempercepat transisi energi Indonesia dan Timor-Leste menjadi makin hijau secara insklusif.”
Deputy of Country Director, KOICA Indonesia, Ms. Soyeon Ahn, menekankan peran operator lokal dalam transisi energi ini. “Para operator lokal ini tidak hanya menjamin keberlanjutan proyek secara teknis namun juga secara manusiawi menyentuh orang lain untuk mencapai tujuan bersama, memerangi kemiskinan energi, menciptakan kesetaraan, serta membantu percepatan pembangunan komunitas.” Ungkap Soyeon Ahn.
Melalui pendanaan Korea International Cooperation Agency (KOICA), Proyek ACCESS akan membangun 23 PLTS Terpusat dan menyediakan listrik untuk lebih dari 2.800 rumah tangga di 23 desa terpencil Indonesia. Secara umum, proyek ini akan memberikan akses listrik bagi 20.000 orang di Indonesia dan Timor-Leste serta air bersih bagi 3.500 orang di Timor-Leste.