UNDP dan Kementerian ESDM Latih Warga 3T sebagai Operator PLTS Komunal Terpusat
United Nations Development Programme (UNDP) dan Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (BPSDM ESDM) menyelenggarakan pelatihan dan sertifikasi pengelolaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terpusat untuk 50 operator lokal yang berasal dari 23 desa-desa terluar, terdepan, dan terpencil di Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, dan Kalimantan Tengah. Pelatihan ini dilakukan untuk menyiapkan warga setempat agar mampu secara mandiri mengoperasikan dan merawat PLTS komunal.
Kegiatan ini merupakan bagian dari proyek Accelerating Clean Energy Access to Reduce Inequalities atau ACCESS yang dilakukan untuk menyediakan listrik bagi sekurang-kurangnya 20.000 orang dan air bersih bagi 5.000 orang di Indonesia dan Timor-Leste. Proyek ini merupakan kemitraan antara UNDP Indonesia dan Kementerian ESDM dengan dukungan pendanaan dari The Korea International Cooperation Agency (KOICA) yang dilaksanakan sejak 2020 sampai 2023.
Pelatihan ini dilaksanakan di Pusat Pengembangan Sumberdaya Manusia Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (PPSDM KEBTKE) Ciracas Jakarta Timur pada bulan Maret – Juni 2022. Dalam pembukaan pelatihan, Laode Sulaeman, Kepala PPSDM KEBTKE menyatakan bahwa pelatihan gelombang pertama dilakukan tanggal 7 – 16 Maret 2022 dan diikuti 19 orang operator PLTS (10 laki-laki dan 9 perempuan) dari Sulawesi Tenggara dan Kalimantan Tengah. “Para peserta akan mengikuti pelatihan di kampus PPSDM, praktik lapangan di Pulau Tunda Provinsi Banten, dan diakhiri sertifikasi tanggal 17-21 Maret 2022.” Pelatihan akan melibatkan pengajar dari Kementerian ESDM, BRIN, USAID-SINAR, BUMDes Bersinar Desaku, serta sertifikasi oleh PPSDM EBTKE.
Proyek ini akan berkontribusi pada pencapaian 100% elektrifikasi pada tahun 2022 “Pada tahun 2018, masih ada 433 desa tidak berlistrik, dan sampai tahun lalu kita sudah mencapai rasio elektrifikasi nasional sebesar 99,45% dan 99,62% desa berlistrik. Tahun ini diharapkan 100%” kata Andriyah Feby Misna ST, MT, Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan ESDM. Untuk memberikan akses layanan listrik di daerah 3T, Pemerintah melakukan strategi perluasan jaringan listrik pedesaan di sekitar jaringan distribusi PLN yang ada, perluasan jaringan lsitrik pedesaan dengan off-grid untuk lokasi yang berdekatan, serta pembangunan stasiun pengisian daya untuk desa yang lokasinya berjauhan. “Sejak 2011 Pemerintah telah membangun 719 unit PLTS/PLTMH dengan sistem off-grid, namun tidak semua desa mendapatkan dana alokasi khusus ini, sehingga pemerintah bekerjasama dengan mitra donor termasuk ACCESS ini untuk pembiayaannya.”
Tantangannya banyak PLTS yang tidak berumur panjang karena besarnya ketergantungan terhadap pemerintah untuk pengelolaan dan perawatannya. “Investasi PLTS tidak murah, dan dengan umur pakai 20-25 tahun, banyak yang umurnya kurang dari itu. Mendidik tenaga lokal sehingga mampu mengoperasikan dan merawat serta mengembangkan kelembagaan di desa merupakan jawaban dari tantangan ini.”
Nikka Sasongko, Program Manager KOICA Indonesia, mengapresiasi pelatihan ini sebagai jaminan keberlanjutan manfaat dari program bantuan yang diberikan Pemerintah Korea. Melalui proyek ACCESS, KOICA memberikan hibah senilai USD 18 juta untuk pembangunan listrik pedesaan dan air bersih di Indonesia dan Timor-Leste. “Kami berharap para peserta nantinya memberikan dukungan agar PLTS dapat terus bermanfaat bagi masyarakat.”
Dalam kesempatan yang sama, Dr Agus Prabowo, Senior Management Advisor for Environment and Sustainable Energy UNDP Indonesia, menyatakan “Operator lokal menjadi ujung tombak keberlanjutan PLTS di desa sehingga masyarakat dapat terus memanfaatkan energi, oleh sebab itu peningkatan kapasitas dan standar sangat penting.” Melalui proyek ini, UNDP berharap dapat mencapai target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Nomor 7 yaitu Energi Bersih dan Terjangkau, dan kemudian menjadi pendorong tercapainya tiga tujuan lain yaitu tujuan ke-10 Berkurangnya kesenjangan, ke-1 Tanpa Kemiskinan, dan ke-4 Pendidikan berkualitas.
Dalam sambutan pembukaannya, Prahoro Yulijanto Nurtjahyo, Ph.D, Kepala BPSDM melihat pelatihan ini sebagai standar baru dalam pengelolaan pembangkit listrik di masa mendatang. “Pelatihan ini akan menjadi basis dan tonggak baru di masa depan yang lebih baik lagi untuk pengembangan energi di Indonesia, karena seberapa besar bantuan yang diberikan, pada akhirnya selalu dibutuhkan SDM yang kompeten untuk mengoperasikannya.” Diharapkannya agar peserta nantinya menjadi tenaga operator yang kompeten untuk menjaga keandalan PLTS komunal yang dikelola.